Senin, 25 Juni 2012





BROKEN STONE ATAU WATU POKAK.......?

                    Broken Stone awalnya mungkin sekedar nama sebutan yang berasal dari para muda-mudi dengan maksud mengkerenkan nama sja tanpa ada maksud apapun, tapi anehnya perkembangannya bisa menjadi terkenal dan ringan dibibir untuk disebut kalau menyebut nama itu. Nama Bakunya sih ya Watu Pokak, dikerekan jadi Broken Stone ( Broken = Retak/Pecah, Stone = Batu ). lebih dalam mengkaji munculnya nama Broken Stone adalah berawal ketika Antara Tahun 2004-2008, di Kelurahan Blimbing ada sebuah Radio Komunitasnya Teman-teman L.A Mania Korwil 24 Blimbing Metro ( Suporter Persela Lamongan ) yang bernama Imagine Fm 93,2 Mhz. disitu para Fan's mengapreasikan dengan berkirim salam antar pendengar Via Sms dll, serta Fan's mengelompokkan diri dengan teman sekampungnya serta memberi nama kelompok itu. Contoh. LASER ( Laskar Sremeng ), S.O.B ( Sumur Ombe ), GANEZA ( Gank Niaga Exelent Zatu alias Jl. Niaga 1), Under Park ( Kebonsari Bawah ) ataupun Broken Stone. Dari sinilah nama itu membekas dihati awalnya dikalangan muda, tapi akhirnya menjadi Umum.


            Sudahlah itu  pengenalan sebuah nama Broken Stone, Sekarang Saya pingin berbagi sedikit Sejarah Broken Stone Alias Watu Pokak ini. Kalau suatu misal kita bertanya pada orang Blimbing Asli yang telah lama mengembara dan lam tak kembali pulang kerumah kayak Bang Toyib tentang apa yang terlintas difikirannya tentang Watu Pokak, maka dia akan menjawab, (maaf)  Watu Pokak adalah lokalisasi terbesar di Blimbing, generasi kedua setelah Lokalisasi Matari di Pasar Blimbing. tentunya orang perantauan yang kita tanya itu akan terkaget ketika kita cerita keadaan sesungguhnya sekarang dan bahwa lokalisasi watu pokak adalah masa lalu. Apapun sebab atau perantaranya, patutu kita syukuri bahwa Lokalisasi watu pokak akhirnya buyar dengan sendirinya seiring dengan perkembangan zaman tentunya ini tak lepas dari usaha para tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri yang ingin membersihkan Blimbing dari kemaksiatan tampak.

Watu Pokak sekarang adalah Sebuah Kampung nan asri berluas wilayah sekitar 8.500 M2 Di wilayah RT 05 / RW 010 sekarang memiliki jumlah Bangunan fisik sebanyak 105 Bangunan ( 8 Bangunan tidak ditempati, 8 Bangunan bukan Rumah, termasuk Kantor Kelurahan Blimbing), dengan jumlah KK Sebanyak 94 KK dengan jumlah Penduduk 355 Jiwa ( 176 Laki-laki, 179 Perempuan )==Data BPS sp 2010, (yang kebetulan saya sendiri yang dapat tugas sensus daerah ini==. Watu Pokak siap berkembang seiring perkembangan jumlah Penduduk Kelurahan Blimbing yang sudah semakin banyak sekitar Kurang lebih 17.000 Juta Jiwa. Saudara-saudara kita yang dulu tinggal di jantung kota sudah mulai menepi kedalam membuat rumah tempat tinggal di Blimbing bagian dalam termasuk diwilayah Watu Pokak ini. Apalagi Sekarang sudah ada jalan tembus Paving dari watu pokak menuju Sidorejo dan segera juga tembus menuju Sidokumpul. Semoga Masa Lalu yang kelam di Watu Pokak Alias Broken Stone tak terulang kembali disuatu hari nanti, dan semoga berkembang pesat menjadi Wilayah yang Produktif yang tentunya bisa juga mununjang berkembangnya pula Kemajuan Buat Wilayah Kelurahan Blimbing pada Khususnya dan Lamongan Pada Umumnya. Amiin........

Script n Fhoto By. Andre S Fairys. ( 25 June 2012 ) 

Senin, 04 Juni 2012



KAPE - KALI PEDOT..........( Uppsss.....Ada Kali Kok Pedot....)
        Sekilas Mendengar Nama ini Memang unik, Bagaimana tidak ada Kali alias Sungai tapi Pedot ( Putus ), tapi itulah realita di Kelurahan Blimbing memang benar-benar ada. Terletak di belahan timur wilayah Blimbing, berbatasan dengan Jl. Grenjeng dan Gowah sebuah kali ( Sungai ) yang akhirnya berkembang menjadi nama kampung. Sekarang kita kaji sejarah Kali ini, apakah memang dulu benar ada atau sebenarnya kali ini adalah bukan sebuah kali tapi sekedar Lubang saluran genangan air hujan semata. Menurut Beberapa sumber yang kami temui yang notabene adalah para Generasi lama yang mengalaminya secara langsung, maupun rekan sejawat seumuran kita sekarang yang telah mendapat cerita langsung dari Kakek Buyutnya, semua mengatakan bahwa Kalipedot itu sebenarnya tidak Ada. Jumlah sungai / kali yang ada di Kelurahan Blimbing ini awalnya ada 4 Buah, Pertama adalah Kali Asinan yang terletak diperbatasan dengan Kelurahan Brondong Lamongan, Kali Kedua adalah yang sekarang menjadi Jalan Kauman itu dan Ketiga Adalah Kali Duduk yang berbatasan dengan Dusun Dengok Kandangsemangkon Paciran, dan yang Keempat adalah Kali Di Jalan Grenjeng.  Terus dimana Letak Kali Pedot ?......KaliPedot itu adalah sebenarnya adalah sebuah saluran air ( Kalen )yang tidak seberapa besar namun letaknya memanjang dari Muara Laut jawa keselatan menyusuri Jl. Tanah Abang ( sekarang ), sampai di Gowah sebelah Barat. Lalu kenapa di Grenjeng sekarang menjadi sebuah Jalan ? itu  ceritanya adalah ada seorang yang kaya raya dan berpengaruh pada saat itu yang menukar tanahnya yang berada di sebelah barat saluran air kalipedot dengan separuh kali Grenjeng karena pada saat itu kali Grenjeng Lebarnya adalah 2 kali llipat dari yang sekarang dan menguruknyas separuh kali itu dengan maksud tanahnya yang disebelah baratnya menjadi bersatu tidak dibatasi oleh sebuah kali. Pada awalnya Salaran air kecil Kalipedot itu adalah menjadi pengganti kali Grenjeng dengan fungsi yang tak berubah tetap menjadi kali. lalu kenapa sekarang bis a Putus ( Pedot ).....itu adalah karena setelah kali grenjeng menjadi daratan, kali pengganti setelah digali dibiarkan begitu saja sehingga lama kelamaan ahirnya mengalami pendangkalan dan oleh perkembangan jaman Kali itu menjadi buntu kemudian menjadi daratan secara alami sampai akhirnya hanya tersisa  kurang lebih 6 M keselatan Jembatan yang dilalui Jl. Raya Deandles.  oleh warga setempat Kali itu dikenal menjadi Kali Pedot, sampe pada akhirnya pulalah menjadi nama sebuah Kampung. Itulah sedikit riwayat Kali Pedot yang oleh Anak-anak Muda sekarang disingkat Menjadi KAPE.
 ( Andre S Fairys - Script n Photo )